Kawan Netra Bisa Baca Buku di Perpustakaan Digital Makassar
MAKASSAR - Kegiatan membaca merupakan bagian dari proses literasi yang sejauh ini digaungkan oleh para pegiatnya agar menjadikan masyarakat Indonesia lebih cerdas, berwawasan dan tetap eksis dalam zaman. Dan satu lembaga yang efektif sebagai penggerak dari itu semua adaalah perpustakaan. Di dalamnya tidak hanya tersedia buku fisik, melainkan kini telah terdapat fasilitas untuk membaca buku secara digital, baik melalui piranti CD atau pun menggunakan komputer baca yang disediakan.
Terjadinya transformasi terhadap pola komunikasi dan pencarian informasi manusia yang dapat ditinjau dari keberadaan internet dan gawai, berdampak pula pada revolusi perpustakaan itu. Telah banyak bisa kita dapatkan aplikasi perpustakaan daring yang menyediakan fasilitas membaca dan meminjam buku-buku secara daring. Siapa kalangan yang diuntungkan?
Mengenal Perpustakaan Digital Makassar
Awalnya, aplikasi ini bernama ePustaka Kota Makassar. Dapat dioperasikan baik melalui Smartphone mau pun komputer. Pertama kali diluncurkan di pertengahan 2020. Dan sejak awal 2021 lalu, kami mencoba mengunduh dan memasang aplikasi tersebut.
Kami mencoba membuat akun dan menelusuri katalog buku yang tersedia. Sejauh itu, navigasi aplikasi masih dapat akses dengan pembaca layar. Tapi tidak saat memulai membaca buku yang dipilih.
Pengalaman Membaca di Perpustakaan Digital yang Tidak Akses
Saat memilih buku yang ingin dibaca, tampilan akan beralih pada pratinjau informasi tentang buku yang meliputi nama penulis, penerbit, tahun terbit, sinopsis, dan cover. Di halaman itu juga tersedia tombol untuk mulai membaca buku dan meminjam buku. Ketika memasuki mode membaca dengan menekan tombol "Baca", maka tampilan akan beralih pada isi buku.
Namun, isi buku tidak dapat terbaca menggunakan aplikasi pembaca layar yang digunakan tunanetra. Yang terbaca hanyalah menu untuk mencari kata dalam halaman buku, melompat ke halaman tertentu dan mengatur tampilan buku. Selebihnya tidak bisa dibaca. Buku Humas Pemerintah yang ditulis oleh Betty Wahyu Nilla Sari misalnya. Isinya tidak dapat dibaca menggunakan pembaca layar walau menggunakan aplikasi berbayar sekali pun. Begitu pula jika menggunakan perangkat komputer.
Akhirnya kami berinisiatif mengadakan audiensi dengan Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar, yang saat itu ialah ibu Andi' Tenri Palallo. Kami menjelaskan mengenai pola pengoperasian komputer dan smartphone dan model buku digital yang aksesibel untuk tunanetra. Baiknya, beliau menerima dan menginventarisasi kebutuhan-kebutuhan yang diajukan. Dirinya pun menyimpan nomor kontak pustakawan Mitranetra sebagai sumber referensi untuk pengembangan aplikasi yang lebih aksesibel.
Perubahan Nama Aplikasi Perpustakaan Makassar
Setahun sesudah kami mengunjungi Dinas Perpustakaan Makassar. Kami mendapati perubahan nama pada aplikasi mereka. Dari ePustaka Kota Makassar menjadi ePUSDA Kota Makassar.
Menggunakan android, kami kembali mencoba berselancar di aplikasi tersebut. Namun, hasilnya masih tetap sama. Untuk melakukan pendaftaran akun, memverifikasi email, serta membuka katalog dan memilih buku yang ingin dibaca masih dapat diakses secara mandiri menggunakan pembaca layar. Tidak demikian dengan isi buku. Tetap tidak bisa terbaca.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, kami berinisiatif melakukan audit aksesibilitas pada perpustakaan pemerintah yang ada di Makassar. Dua destinasi kami saat itu adalah Perpustakaan Daerah Sulawesi Selatan dan Perpustakaan Umum Kota Makassar, yang katanya memiliki bangunan baru di Jl. Kerung-Kerung. Perjalanan kami dapat dibaca pada tulisan sebelumnya pada halaman berikut, https://www.pertunisulsel.or.id/2023/06/bertandang-ke-perpustakaan-jappa-jappa-in-library.html
Upaya Menjaring Peluang Dalam Menginklusifkan Perpustakaan
Melalui berbagai macam cara, kami menelusuri kemungkinan-kemungkinan agar akomodasi berupa digitalisasi bahan bacaan tersedia pada perpustakaan. Bukan hanya dari segi infrastruktur bangunan. Di Perpustakaan Daerah misalnya, yang telah memiliki komputer baca namun belum terinstal aplikasi pembaca layar. Saat mengunjunginya tanpa neko-neko kami menginstalkan pembaca layar pada 2 komputer. Lain halnya dengan Perpustakaan Makassar yang ternyata pembangunan gedungnya belum selesai.
Tak jarang kami mengikuti kegiatan baik diskusi dan seminar yang membahas tentang aksesibilitas bahan bacaan untuk disabilitas. Seperti pada beberapa waktu lalu yang diikuti oleh Yoga, kegiatan uji aksesibilitas perpustakaan di salah satu kampus ternama Makassar. Saat itu kami sampaikan apa yang menjadi kendala kami sebagai tunanetra untuk mengakses bahan bacaan. Dan kebetulan salah satu anggota dari pihak penyelenggara memiliki akses ke pengembang aplikasi perpustakaan digital Makassar.
Aplikasi ePUSDA Makassar Akses di Komputer
Beberapa hari terakhir ini, kami mencoba berbagai aplikasi perpustakaan digital yang tersedia secara publik. Misalnya iPusnas. Aplikasi yang hanya bisa dijalankan melalui Smartphone ini kondisinya sama dengan yang kami jelaskan terkait ePustaka Makassar di atas. Mencari buku agaknya lumayan akses bagi pembaca layar, namun sayangnya ketika buku telah dibuka isinya sama sekali tidak ada pilihan menu yang terdeteksi.
Kembalilah kami pada aplikasi ePUSDA Kota Makassar. Berbeda kali ini, kami mencoba menjalankannya tidak melalui Smartphone. Tapi melalui komputer. Dan tak disangka bahwa aplikasi pembaca layar dapat mengakses isi buku yang kami buka. Kami mencoba memilih berbagai buku dan berhasil terbaca.
Untuk lebih memastikan, kami mencari buku-buku lain. Dan hasilnya tetap sama. Bisa terbaca oleh pembaca layar. Walau pun pada bagian menu terdapat tombol yang labelnya tidak dikenali, namun untuk pengguna yang terbiasa akan mudah mengaksesnya. Maka melalui artikel ini, kami mengajak kepada pengguna tunanetra untuk mencoba mengakses aplikasi ini menggunakan perangkat komputer.
Aplikasi yang bernama ePUSDA Kota Makassar ini dapat diunduh melalui laman https://kubuku.id/download/perpusda-kota-makassar/. Di bagian Aplikasi Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Makassar, teman-teman bisa memilih pilihan "Versi Windows", dan secara otomatis master file Perpustakaan Digital Makassar akan terunduh.
Untuk bisa menggunakan layanan perpustakaan ini, teman-teman harus mendaftarkan diri terlebih dahulu. Prosesnya tidak membutuhkan waktu yang lama. Cukup sediakan KTP teman-teman dan melakukan verifikasi email setelah mensubmit data diri.
Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membaca secara daring dan meminjam buku. Bedanya, membaca hanya memungkinkan pengguna membaca buku yang dipilih secara daring. Dan jika tidak tersedia jaringan internet, buku tersebut tidak bisa dibaca. Namun jika buku tersebut dipinjam, maka akan tersimpan di menu yang disebut dengan istilah "Rak Buku", yang dapat dibaca walau pun secara luring. Setiap buku memiliki batasan 3 stok. Artinya, jika buku Humas Pemerintah misalnya, dipinjam oleh seseorang, maka buku tersebut hanya bisa dipinjam oleh 2 orang berikutnya.
Demikianlah informasi terkait ePUSDA Kota Makassar sebagai aplikasi perpustakaan digital yang kini bisa dibaca oleh pengguna tunanetra. Semoga bisa menjadi contoh bagi perpustakaan lain yang berbasis digital serta lebih user friendly bagi disabilitas tentunya. Selamat membaca!
Penulis: Ismail Naharuddin
Post a Comment for "Kawan Netra Bisa Baca Buku di Perpustakaan Digital Makassar"
Post a Comment